Kesaksian Dokter di Rafah: Tim Medis Disabotase

Kamis, 30 Mei 2024

Penulis: Rifanya Putri Amanu

image-main-content
Foto: Rafah (Bloomberg)

Kesehatan - Pada tanggal 27 Mei 2024, Rumah Sakit Khusus Kuwait diserang tepat didepan gerbang dan menewaskan dua staff medisnya. 

Alhasil, sehari setelahnya, hari Selasa, rumah sakit tersebut terpaksa menghentikan pelayananya. 

Seorang dokter yang merupakan ahli bedah ortopedi, sukarelawan di Rumah Sakit Gaza Eropa di Rafah, Dr Mohammed Tahir, menyebutkan bahwa ditutupnya Rumah Sakit Khusus Kuwait akan menempatkan orang-orang yang berada di Rafah dalam bahaya besar.

"Apa yang kami alami di sini adalah serangan multiproled sayangnya dimana tidak hanya orang-orang yang diserang secara langsung, mereka juga diblokir dari menerima layanan medis kritis," kata Tahir.

Setelah tentara Israel melakukan pemboman di daerah Tal as-Sultan Rafah, 45 orang tewas dan sistem kesehatan jalur Gaza runtuh. 

Tak hanya itu, fasilitas medis terbaru di Rafah, yaitu Rumah Sakit Lapangan Indonesia, terkena serangan Israel yang mengakibatkan lantai satu dari bangunan tersebut mengalami kerusakan. 

Pasien, staf medis dan juga warga palestina yang tengah berlindung pun terjebak dalam banguan tersebut.

Sebelumnya, diketahui bahwa bantuan kemanusiaan masuk melalui Rafah dan daerah ini merupakan titik masuk utama bantuan berupa pasokan medis. 

Penyerangan militer dan pengambilalihan Rafah oleh tentara Israel berdampak langsung pada kemampuan WHO untuk mengirimkan pasokan medis ke Gaza.

"Hampir 100% pasokan medis, obat-obatan esensial, peralatan, semuanya sebenarnya datang dari El Arish [di Mesir] melalui penyeberangan Rafah," kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, di sela-sela Sidang Kesehatan Dunia di Jenewa pada Selasa.

Disebutkan bahwa telah ada 60 truk yang tengah menunggu di El Arish untuk masuk ke Gaza.

Sejak penutupan Rafah, WHO hanya dapat mengirimkan tiga truk pasokan medis melalui penyeberangan Karem Abu Salem, yang dikenal di Israel sebagai Kerem Shalom, ujar Peeperkorn. 

Sementara itu, juru bicara WHO, Margaret Harris, menyatakan bahwa sejak Israel melakukan serangan di Rafah, "telah terjadi penghentian mendadak semua evakuasi medis," memperingatkan bahwa lebih banyak orang akan meninggal saat menunggu  perawatan akibat penghentian ini. 

 

(Rfn/Tcn) 

 

Sumber:
https://mediaindonesia.com/internasional/674214/rumah-sakit-terakhir-di-rafah-terancam-ditutup-di-tengah-serangan-israel

https://www.aljazeera.com/news/2024/5/28/rafah-residents-face-further-danger-as-israel-hits-citys-two-hospitals

https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7362858/pilu-dokter-gaza-ceritakan-kondisi-warga-di-rafah-korban-kekejian-israel

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait