Menilik Risiko Kesehatan dan Alasan Penggunaan dari Rokok Elektronik

Sabtu, 03 Februari 2024

Penulis: Tiara Cahyaningrum

image-main-content
Foto: Ilustrasi Vape (hermina hospitals)

Kesehatan – Sobat youtz sudah tahu belum? Saat ini terjadi kenaikan penggunaan rokok elektronik atau yang lebih dikenal sebagai vape. Berdasarkan survey GATS pada tahun 2022, Indonesia mengalami peningkatan prevalensi perokok elektronik hingga 10 kali lipat. Kenaikan terjadi dari tahun 2011 sebesar 0,3% menjadi 3% pada tahun 2021.

Tak hanya itu, berdasarkan data proporsi rokok elektronik, penggunana terbanyak adalah remaja dengan kelompok usia 10-14 tahun sebesar 10,6%, 15-19 tahun sebesar 10,5%, dan 20-24 tahun sebesar 7%.

Peningkatan tersebut terjadi bukan karena tanpa alasan. Terdapat beberapa penyebab yang mendorong seseorang untuk menggunakan rokok elektronik, diantaranya karena menganggap rokok elektrik tidak adiktif, tidak menyebabkan kanker, ataupun harganya yang lebih murah dibandingkan rokok konvensional.

Akan tetapi, sobat youtz jangan sampai terkecoh oleh pandangan tersebut karena sebenarnya rokok elektronik ataupun konvensional sama-sama berbahaya bagi tubuh, lho.

Hal tersebut terjadi karena pada dasarnya bahan dari pembuatan kedua jenis rokok tersebut sama, baik dari zat adiktif yang mebuat kecanduan sampai zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. 

Lalu, terdapat beberapa penyakit spesifik yang akan terjadi jika sobat youtz kecanduan rokok elektronik. Kira-kira apa saja ya? Simak penjelasan di bawah ini!

Popcorn Lung

Popcorn Lung atau disebut juga sebagai bronchiolitis obliterans (BO) merupakan keadaan dimana terjadi kerusahan pada paru-paru sehingga menyebabkan saluran udara menyempit. 

Biasanya zat yang memicu terjadinya kerusakan tersebut adalah zat diacetyl. Dalam rokok elektronik, zat ini sering digunakan pada e-liquid beraroma untuk meningkatkan rasa. 

Jika tubuh menghirup diacetyl secara terus-menerus dapat menimbulkan peradangan dan gores permanen pada jaringan bronkiolus. Peradangan pada bronkiolus ini lah yang akan menyebabkan kesulitan bernapas.

Tak hanya itu, hingga saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit popcorn lung secara total sehingga pencegahan dini adalah cara efektif untuk menghindari penyakit tersebut.

Untuk mencegahnya, sobat youtz dapat menghindari penggunaan rokok elektrik dan mengenali beberapa gejalanya seperti batuk, suara tinggi yang terdengar saat bernafas, nyeri dada, dan sesak napas.

Pneumonia Lipoid

Pneumonia Lipoid merupakan kondisi ketika asam lemak masuk ke dalam paru-paru. Hal tersebut juga dapat menyebabkan peradangan di paru-paru. Pada rokok elektronik, zat berminyak atau asam lemak digunakan pada pembuatan e-liquid. 

Biasanya, penyakit ini dicirikan dengan beberapa gejala seperti batuk kronis, sesak napas, dan batuk darah atau lendir bercampur darah.

Memperngaruhi Perilaku dan Kesehatan Mental

Tak berbeda dengan rokok konvensional, rokok elektronik juga memiliki kandungan zak adiktif nikotin di dalamnya. Ketika seseorang sudah kecanduan terhadap nikotin dan mencoba berhenti, hal tersebut akan berdampak pada mood dan perilaku seseorang.

Karena tubuh dan otak yang kecanduan belum terbiasa tidak memiliki nikotin, hal tersebut mendorong seseorang menjadi mudah marah, gelisah, merasa cemas, sulit tidur dan berkonsentrasi, serta mengidam nikotin.

Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Gusi

Selain merusak paru-paru, penggunaan rokok elektronik secara berkelanjutan juga dapat menyebabkan penyakit pada gigi dan gusi. Paparan aerosol pada vape dapat menyebabkan permukaan gigi lebih rentan terhadap perkembangan bakteri. 

Selain itu, terdapat juga studi yang menyebutkan bahwa penggunaan rokok elektronik dapat memicu iritasi pada gusi, mulu, dan bahkan tenggorokan.

Berikut merupakan fakta yang perlu diketahui terkait dengan rokok elektronik. Dengan demikian, sangat dianjurkan untuk sobat youtz menghindari penggunaan rokok elektronik. 

 

(Tcn/Tcn)

 

Sumber:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220601/4440021/temuan-survei-gats-perokok-dewasa-di-indonesia-naik-10-tahun-terakhir/ 

https://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/2023/pkrs/artikelKes/2023/artikel5.php#:~:text=Berdasarkan%20data%20proporsi%20rokok%20elektronik,terbanyak%20pada%20kelompok%20usia%20sekolah. 

https://www.rri.co.id/kesehatan/509068/ini-alasan-seseorang-pilih-rokok-elektrik#:~:text=Ia%20mengungkapkan%20bahwa%20alasannya%20beragam,(2%2C38%20persen). 

https://www.halodoc.com/artikel/berbahaya-seperti-rokok-ini-5-dampak-kecanduan-vape 

Tags

tag_fill_round [#1176] Created with Sketch.

Berita terkait